Catatan ini pertama kali ditulis oleh rekan baik/kawan lama saya, Hendri Silaen di halamanĀ Facebook-nya, sebagai komentar atas berita tentang betonisasi Ciliwung.
Sebelum bergabung dengan PTFI sekitar (10 tahunan ada?) Om Hendri Silaen ini dulunya anggota Mitra Cai juga yang bermarkas di ruangan yang sekarang sudah diratakan dengan tanah dan telah didirikan gedung megah yang baru.
Peta yang dimuat dalam posting beliau ini adalah hasil kegiatan tahun 2006, yang kemudian berproses cukup lama sebelum akhirnya dimuat di Environmental Earth Sciences tahun 2014 (pdf).
—
Peta ini adalah capture hasil riset hidrogeologi di bantaran sungai Ciliwung yang kami lakukan pada tahun 2006 lalu. Peta ini menunjukkan segmen2 sungai dengan pola pengaliran air influent, effluent dan transitory yang diperoleh dengan membandingkan pengukuran muka air sungai dan muka air sumur dangkal di sekitarnya.
Di segmen di antara Ps. Minggu hingga Teluk Jakarta muka airtanah bebas umumnya mempunyai elevasi lebih rendah daripada air sungai, sehingga secara alamiah maka air sungai akan mengalir ke dalam akifer dangkal di sekitar bantaran sungai (influent). Sedangkan di segmen Bogor hingga Puncak air tanah yang berada di posisi yang lebih tinggi akan mengalir ke arah sungai (effluent). Di antara Bogor hingga Ps. Minggu kombinasi pola influent dan effluent secara setempat-setempat.
Menimbang aspek kualitas air permukaan khususnya air sungai dan ditambah dengan isu geoteknik di lereng bantaran sungai maka pekerjaan betonisasi dalam proyek normalisasi sungai Ciliwung di segmen TB Simatupang hingga Manggarai adalah pilihan yang tepat, bahkan perlu diteruskan hingga Teluk Jakarta. Setidaknya akan mengurangi volume air sungai berkualitas buruk terinfiltrasi ke dalam akifer dangkal, serta mengurangi erosi dan meningkatkan kestabilan lereng sungai.
.