Tentang Program Microcredential

Author:

Kemarin (13 November 2024) beberapa Bakal Calon Rektor (BCR) ITB menyebutkan akan memulai atau meningkatkan Program Microcredential. Apa sih itu? Berikut kurang lebih ringkasannya. Mohon koreksi bila ada yang keliru.

Microcredential adalah program pendidikan bersertifikat yang diberikan oleh lembaga terkemuka dan diakui, ketika seseorang berhasil menyelesaikan serangkaian pembelajaran atau pelatihan yang berkaitan dengan suatu keterampilan khusus atau topik tertentu. Program ini umumnya dirancang untuk dapat diselesaikan jauh lebih cepat dibandingkan dengan program pendidikan tradisional seperti kuliah. Peserta memiliki fleksibilitas untuk mengikuti pelajaran secara daring atau tatap muka, dan biasanya program ini dapat diselesaikan hanya dalam waktu beberapa minggu atau bahkan hitungan hari saja[1][2][3].

Program ini terdiri dari serangkaian kursus singkat yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik peserta, baik untuk pengembangan karir maupun tuntutan pekerjaan saat ini. Setelah menyelesaikan program ini, peserta akan memperoleh sertifikat digital yang bisa dibagikan dan ditampilkan pada profil media sosial profesional mereka, seperti LinkedIn, untuk meningkatkan visibilitas daring dan kredibilitas profesional mereka di dunia kerja[2][4].

Program microcredential punya beberapa faktor positif (dan tentu akan ada faktor negatif atau kendala yang perlu diatasi):

  1. Belajar Sesuai Keinginan: Kamu bisa belajar kapan saja dan di mana saja, cocok buat yang sudah bekerja dan sulit menyisipkan waktu belajar di tengah kesibukannya[3][5].
  2. Lebih Murah: Murah atau mahal itu relatif, tetapi memang biasanya biayanya lebih rendah dibanding kuliah biasa, karena durasinya pendek bahkan sangat pendek.
  3. Lebih Masal: Karena program seperti ini biasanya memanfaatkan teknologi platform pembelajaran atau biasa dikenal dengan knowledge management system (KMS), maka dapat dibuat agar lebih banyak orang bisa ikut, atau bersifat Massive Open Online Class (MOOC)[2][5].
  4. Belajar Subjek yang Spesifik: Kamu dapat memilih modul belajar sesuai dengan kebutuhan. Biasanya modul akan disesuaikan dengan keterampilan yang sedang dibutuhkan dunia kerja. Jadi program ini dapat membantuk karir peserta di kantornya masing-masing[4][6].
  5. Pengakuan dari Industri: Banyak perusahaan sudah mengenal dan menghargai sertifikat microcredential ini[2][3]. Namun demikian harus disadari bahwa ada banyak pemangku kepentingan yang belum mengetahui program-program seperti ini, sehingga belum dapat mengakui sertifikatnya.

Microcredential dapat bervariasi secara luas dalam ruang lingkup dan metode penyampaiannya. Mereka mungkin termasuk:

  • Nanodegree: Program terstruktur yang fokus pada pengembangan kompetensi teknis spesifik, terutama dalam bidang teknologi dan keterampilan digital. Nanodegree dirancang untuk memberikan pengetahuan praktis dan relevan dengan industri dalam waktu yang relatif singkat, biasanya berkisar antara 3-6 bulan. Program ini sering kali melibatkan proyek-proyek nyata dan kolaborasi dengan perusahaan teknologi terkemuka, memberikan pengalaman belajar yang mendekati situasi kerja sebenarnya[2].
  • Kursus Pengembangan Kompetensi Profesional: Kursus-kursus ini merupakan kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan sektor industri, dirancang khusus untuk menjembatani kesenjangan keterampilan yang diidentifikasi oleh pemberi kerja. Program ini biasanya berfokus pada soft skills dan hard skills yang sangat dibutuhkan di tempat kerja modern, seperti kepemimpinan, manajemen proyek, analisis data, atau keterampilan komunikasi yang efektif. Durasi kursus dapat bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu, dan sering kali menawarkan fleksibilitas bagi peserta yang sudah bekerja[4][5]. Keunikan dari kursus ini adalah kontennya yang selalu diperbarui sesuai dengan tren industri terkini, memastikan bahwa peserta mendapatkan pengetahuan yang relevan dan dapat segera diterapkan dalam pekerjaan mereka.
  • Kredensial yang Dapat Digabungkan: Peserta didik dapat menggabungkan beberapa microcredential untuk membangun set keterampilan yang komprehensif dalam area subjek yang lebih luas[3][5]. Uniknya, penggabungan (stacking) ini dapat berarah vertikal (vertical stacking) atau horizontal (horizontal stacking). Masalahnya adalah apakah para penyedia layanan dan para pemangku kepentingan dapat bersepakat mengenai bentuk formal dari penggabungan itu. Jadi kalau sertifikat-sertifikat itu digabungkan apakah akan membentuk sebuah prodi baru atau hanya set keterampilan (skill set) tertentu[6][7][8].

Kurang lebih, program microcredential merupakan pendekatan inovatif dalam pendidikan dan pengembangan profesional. Program ini memenuhi kebutuhan peserta didik modern yang mencari cara efisien untuk memperoleh keterampilan baru. Seiring perkembangan industri dan meningkatnya permintaan akan pengetahuan khusus, microcredential menawarkan solusi praktis. Individu yang ingin meningkatkan kualifikasi dan mempertahankan daya saing di dunia kerja akan mendapat manfaat dari program ini.

Tentu saja selalu ada syarat dan kondisi. Para peserta memang HARUS benar-benar berkomitmen untuk belajar, tidak sekedar hanya ingin dapat ijazah. Ini adalah tantangan utama menurut saya, karena salah satunya akan berhubungan dengan soal ujian dan cara menilainya. Dari sisi penyelenggara, jangan sampai program yang diharapkan menjadi sumber pendapatan, malah jadi beban karena tidak ada peserta yang mendaftar. Alasannya karena sulit lulus.

Semangat memasyarakatkan life long learning atau belajar sepanjang hayat harus menjadi misi utama. Penyelenggara (kampus) juga dapat melibatkan para dosen purna tugas yang masih produktif (Catatan: keinginan untuk mengundang partisipasi para dosen purna tugas juga disebutkan oleh beberapa BCR).

Sekarang tinggal pihak penyedia layanan ini (bisa kampus atau lembaga lainnya) mampu mengalokasikan sumber daya, khususnya pengajar (baca: dosen), karena dosennya ya itu-itu saja. Jangan sampai misi yang lain jadi terabaikan. Terkait pemilihan misi kampus, ini masalah lain lagi. Karena jelas kampus sangat kewalahan kalau harus “melejit” di seluruh sisi Tridarma.

Rujukan:

  1. https://dipp.ub.ac.id/pengumuman/kredensial-mikro/?lang=en
  2. https://www.accredible.com/blog/what-are-micro-credentials
  3. https://www.timeshighereducation.com/student/advice/what-are-microcredentials
  4. https://www.ucd.ie/microcredentials/news/what-are-microcredentials/
  5. https://online.wvu.edu/blog/education/online-learning/what-is-the-difference-between-a-certificate-and-a-micro-credential
  6. https://gtk.kemdikbud.go.id/microcredential/inklusif
  7. https://www.futurelearn.com/info/courses/higher-education-certifying-your-future/0/steps/213776
  8. https://www.forbes.com/advisor/education/career-resources/microcredentials/