Mengenai originality, saya menemukan satu artikel menarik yang ditulis oleh sekelompok peneliti (Michèle Lamont, Marcel Fournier, Joshua GuetzkowGrégoire Mallard and Roxane Bernier), berjudul “Evaluating creative minds: the assessment of originality in peer review”, pada tahun 2007.
(ilustrasi dipinjam dari Maxpixel CC-0)
Dari yang telah saya baca sekilas, paper ini dibangun dari data interview secara personal kepada para reviewer grant funding di AS. Sebanyak 10 funding panel diinterview mengenai proses reviewing mereka. Seluruh funding panel berasal dari bidang ilmu sosial. Sebanyak 78 interview telah dilakukan, namun hanya 42 yang digunakan dalam analisis akhir.
Tentunya hasil yang akan disampaikan hanya akan relevan untuk ilmu sosial, belum tentu sama dengan bidang ilmu pasti atau engineering. Dari paper ini dapat dilihat bahwa para juri ini menentukan aspek originalitas dari kombinasi sisi subyektif dan sisi obyektif. Sisi subyektifnya lebih banyak ditentukan oleh keyakinan pengusul terhadap materi proposalnya. Reaksi psikologis yang menunjukkan ketidakyakinan terhadap originalitas, akan secara drastis menurunkan penilaian. Dari sisi kuantitatif, tim juri mencoba menilainya berdasarkan pemahaman umum tentang suatu bidang ilmu dan turunannya. Hal ini mereka baca di bagian tinjauan pustaka.
Sedikit mendetilkan sisi kuantitatifnya, saya beberapa kali juga mencoba menguji originalitas dari beberapa tugas akhir mahasiswa, baik S1, S2, maupun S3 (kalau untuk level S3 sebenarnya masih kurang PD). Sering sekali komponen ini memang agak terlupakan khususnya untuk mahasiswa S1 dan S2. Padahal ada kebiasaan baik di prodi saya, Teknik Geologi, untuk membuat Peta Indeks Penelitian Terdahulu. Isinya peta skematik yang menjelaskan siapa saja yang telah meneliti suatu daerah, mana batasnya, dan kapan itu dilakukan. Contohnya akan saya carikan ya, sabar. Atau ada yang mau menyumbangkan petanya?
Peta tersebut sangat baik untuk menjelaskan seberapa jauh dan seberapa luas, peneliti sebelumnya telah bekerja. Biasanya selain peta indeks tersebut, untuk level S2, juga diminta membuat struktur kata kunci topik yang digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu tersebut. Dari pohon topik (topic modeling tree) tersebut dapat dipahami seberapa dalam materi yang diobservasi, dianalisis, dan disimpulkan oleh periset terdahulu. Tentunya hal ini perlu dibahas lebih dalam di S2 dibanding di level S1. Contohnya juga akan saya carikan. Sabar.
Berkaitan dengan pengujian originalitas, hal yang biasa kita lakukan adalah sebagai berikut. Langkah-langkah ini merupakan hasil magang cukup lama pada peneliti senior, baik di lingkungan ITB (para pembimbing S1,S2,S3), Dikti, LPDP, dan yang terakhir saat mengikuti program posdok di University of Sydney. Untuk menguji originalitas, saya biasanya membaginya ke dalam dua arah. Arah pengujian vertikal, yakni berkaitan dengan waktu dan lingkup substansi (pohon topik riset atau disebut juga topic modeling), serta arah pengujian horizontal, berkaitan dengan penelitian-penelitian sejenis di daerah lain.
Secara vertikal saya biasanya mengurutkan lingkup topik menjadi demikian, misalnya (format pohonnya menyusul ya):
- Hidrogeologi
- kawasan gunung api
- tua atau muda
- strato atau non strato
- soliter atau kompleks gunung api
- kelompok topik 1:
- hidrokimia
- hidrogeofisika
- kontaminan
- kelompok topik 2:
- identifikasi kawasan imbuhan
- identifikasi sistem akuifer
- kawasan gunung api
Kemudian saya pilih, topik yang paling terkait dengan skripsi yang sedang saya baca. Demikian contohnya kira-kira. Saya yakin, bapak dan ibu dapat mencari contoh yang sejenis.
Selanjutnya saya melihat variasinya secara horisontal, dengan kata lain, melihat topik sejenis yang diaplikasikan di daerah lain. Besar kemungkinan juga dalam bentuk skripsi. Dari sini saya mencoba menarik beberapa kemungkinan originalitas dari skripsi tersebut.
Dan percayalah. Sangat original.
Simak juga post selanjutnya Formatting (undergrad) thesis to publication. Sebagian materinya sudah diterbitkan sebagai seri tweet dari akun twitter www.twitter.com/belajargeologi.
Every point on this earth holds a piece of originality