Kalau anda perhatikan ada yang berbeda dalam sebulan terakhir ini. Saya mulai lari lagi dan naik sepeda lagi. Pesan-pesan yang saya sampaikan juga banyak yang mampir dulu ke aplikasi Strava (Profil Strava Sains Terbuka), sebelum bergerak ke berbagai kanal komunikasi yang saya miliki.
Read more
Saya banyak belajar dari Pak Johan ini, terutama tentang kehidupan masa lalu, baik masa pra sejarah atau masa sejarah. Karena itu, daripada kami menghabiskan waktu dengan tidur, di perjalanan dari Bandung ke Surabaya tanggal 25 Okt kemarin kami membuat video ini. Di sini Pak Johan akan bicara mengenai geologi, kaitannya dengan antropologi, serta ilmu arkeologi.
Read more
Pada tanggal 24 Oktober 2019, saya diminta oleh Mas Eric Kunto dosen Universitas Widya Dharma Klaten untuk mengisi webinar daring dengan topik Metode Terbuka. Webinar ini dilaksanakan dalam rangka Minggu Akses Terbuka (Open Access Week).
Read more
Aditya Pratama (ORCID: https://orcid.org/0000-0003-0394-5811) adalah mantan bimbingan saya saat dia S1 di GL ITB. Kemudian untuk S2 dan S3 nya, ia tertarik dengan ilmu geofisika,…
Ini ada Pak Karlan yang sebentar lagi akan menjalani sidang di Prodi Magister Teknik Air Tanah ITB. Pada kesempatan ini, Pak Karlan akan menjelaskan sekilas…
Ini ada Mbak Jelita Citrawati Jihan arek Suroboyo yang sedang menuntut ilmu di Taiwan. Latar belakang keilmuannya beragam, salut saya. D1 English Mandarin D3 Pertanahan…
Artikel ini sangat relevan dengan Perpres No 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Senada dengan regulasi itu, pesan dari artikel ini adalah utamakan menggunakan Bahasa Indonesia dan gunakan cara-cara non-konvensional untuk tetap mendapatkan audiens orang asing.
Jadi ceritanya saya diminta menjawab satu pertanyaan dari anak usia SD untuk blog Anak BertanyaMengapa asap gunung meletus berbahaya bagi manusia? Saya jelas menuliskannya dalam Bahasa Indonesia. Sekarang bagaimana caranya agar orang asing dapat pula membacanya?
Sebagai bagian dari penyebaran informasi Buku STPDN, kemarin saya memberikan sebagian isinya dalam format Kuliah Telegram (kuliah di grup Telegram mahasiswa), terdiri dari hampir 40 pesan. Kalau disatukan menjadi seperti ini.
Sebelumnya ada yang tanya dan ini jawaban saya:
Tanya: Pak, buku belum terbit kok disebarkan isinya?
Jawab: Adakah yang melarang?
Tanya: Bukankah nanti bisa bocor dan tidak laku?
Jawab: Kan yang membocorkan saya sendiri :). Kata siapa kalau bocor jadi tidak laku.
Tanya: Kalau begitu kenapa tetap akan diterbitkan pak?
Jawab: Memang akan tetap dicetak HANYA UNTUK MEMENUHI SYARAT ADMINISTRASI. Perlu ada ISBN. 🙂
Tanya: Jadi buku itu akan terbit dalam bentuk digital secara bebas?
Jawab: Iya.
Tanya: ITBPress tidak marah?
Jawab: Memangnya yang membuat buku siapa? Bukankah saya? Lagipula di ITBPress ada lisensi buku akses terbuka. Jadi tidak masalah.