Dissertation vs journal article

Author:

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ), termasuk saat sesi “Science communication for graduate students” kemarin, dan jawaban dari penerbit favorit banyak orang (Elsevier):

Dalam hal, seseorang menulis makalah ilmiah yang bersumber dari kegiatan penelitian S3 setelah tesis/disertasi disampaikan (submitted) ke universitas. Apakah tesis/disertasi dianggap sebagai publikasi (prior publication)?

Jawaban Elsevier: “tidak”. Tesis/disertasi tidak dianggap sebagai prior publication (Elsevier’s: Policies and Ethics; Sharing policy) .

Policies and ethics

Screen Shot 2017-01-26 at 4.56.42 AMSharing policy FAQ

Screen Shot 2017-01-26 at 4.57.57 AM

 

 

 

Kalau Elsevier sudah bilang begitu, “masak” kita tidak percaya? 🙂

Di sisi lain ada pendapat bahwa tesis/disertasi dapat diposisikan sebagai dataset, sedangkan makalah lebih banyak berisi berbagai analisis yang terkini terhadap dataset tersebut. Dalam kondisi ini, maka disarankan untuk mensitasi disertasi tersebut, terutama tabel datasetnya. Saat ini banyak repositori terbuka yang memungkinkan kita mengunggah dataset sebagai output riset secara terpisah, misalnya Repositori Geosains Pangaea.

Pendapat di atas juga berdasarkan anggapan bahwa pemikiran seseorang akan dinamis. Apa yang mereka tulis dalam makalah akan berbeda (setidaknya gaya bahasa atau pemilihan kata) dengan apa yang telah mereka tulis dalam tesis/disertasi yang telah dikumpulkan (submitted) seminggu atau sebulan sebelumnya. Pernahkah anda berpikir, “dulu mengapa saya pilih kata-kata itu ya? Bukankah kalau diceritakan seperti ini akan lebih baik”.

Bahkan ekstrimnya anda bisa tertawa sendiri kalau membaca kembali tesis/disertasi. Padahal hanya beda beberapa hari atau beberapa minggu. Terbayang pasti, apa yang anda pikirkan saat membaca skripsi anda yang ditulis puluhan tahun lalu.

Hal yang sebaliknya juga demikian.

Dalam kasus disertasi ditulis setelah beberapa makalah ilmiah dipublikasikan, baik yang berbentuk makalah dalam jurnal atau dalam prosiding seminar. Ini penting karena maghzab penulisan tesis/disertasi di Indonesia bukanlah thesis by publication. Bila penulisan tesis/disertasi telah mengandung kebaruan, yang belum adalah dalam publikasi sebelumnya, maka disarankan untuk mensitasi makalah kita sendiri.

Apakah itu mungkin terjadi? Sangat mungkin.

Ingat bahwa riset dan penyusunan tesis/disertasi berupa garis waktu (timeline), bukan titik diskrit. Jadi sangat mungkin saat mempresentasikan makalah atau saat makalah menjalani proses peer review, kita menerima berbagai masukan (feedback). Berbagai masukan tersebut itu lah yang menjadi bahan perbaikan saat menulis tesis/disertasi.

@dasaptaerwin