Lima hal dalam menulis yang mestinya (tidak) begitu

Author:
resume-typo
(image dipinjam dari dari: http://danarmishaw.com/typographical-error-may-trash-job-application/)

Blogpost ini masih draft jadi maaf kalau masih acak-acakan. Berikut ini adalah beberapa hal yang sering (setiap saat) saya jumpai dalam skripsi, yang mestinya tidak begitu. Kali ini saya awali dari halaman paling belakang.

  1. Daftar pustaka tidak lengkap. Kalau yang ini sudah biasa kan. Belum lagi kalau bicara formatnya. Gunakan reference/citation manager untuk hal ini.
  2. Kesimpulan berisi daftar bernomor tentang seluruh hasil yang sudah disampaikan di Bab Hasil/Analisis. Karena berupa daftar (dan) bernomor, maka penyampaikan lebih seperti cek list apa saja yang sudah didapatkan dari riset. Mestinya hasil-hasil tersebut dalam bentuk paragraf dapat digunakan untuk membuat rumusan hasil-hasil (findings) yang signifikan dari riset. Dalam kesimpulan juga jamak dimasukkan rekomendasi atau saran atau arahan penelitian lanjutan.
  3. Satu bab terdiri dari satu sub bab, atau satu sub bab terdiri dari satu sub sub bab. Mestinya satu level heading hanya bisa dibuat turunan bila ada minimum dua sub heading.
  4. Sedikit tambahan kesalahan lainnya, Gambar dan tabel tidak dirujuk dalam teks. Mestinya penulis bisa menggunakan fasilitas “add caption” dan “insert cross-reference”. Kalau anda menggunakan fasilitas itu, maka urutan nomor gambar/tabel dan rujukannya dalam teks akan otomatis berubah kalau ada tambahan gambar/tabel atau diubah urutannya. Fasilitas ini sejak jaman WordStar atau ChiWriter sudah ada. Software apa itu? tanya kakek anda.
  5. Halaman dalam Daftar Isi, Daftar Tabel, dan Daftar Gambar tidak sesuai. Mestinya anda dapat menggunakan fasilitas “insert TOC” dan “insert table of figures/tables”. Fasilitas ini juga sudah ada sejak gedung Microsoft masih berupa garasi.

Silahkan dicermati dan (mungkin) perlu dilupakan.

Salam,

@dasaptaerwin