Dokumen non OA yang berusia satu setengah abad (158 tahun)

Author:

Seharian ini saya bersama Bapak Bambang Priadi dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian – ITB, sedang merampungkan konsep artikel untuk The Conversation Indonesia. Tema tulisan kami adalah tentang akses terbuka di bidang ilmu geokimia dan apa arti pentingnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Tulisan ini selain bertujuan untuk menyampaikan beberapa hasil penting dari tiga makalah saya (makalah 1, makalah 2, makalah 3), juga untuk memberikan wawasan lebih jauh tentang arti penting akses terbuka sebagai upaya untuk mempertahankan HKI.

Dari hasil pencarian di basis data Scopus, kami menemukan ada artikel yang terbit di tahun 1862 masih dijual dengan harga penuh oleh penerbitnya, yaitu Elsevier melalui Jurnal The Lancet. Walaupun ini bukan hal baru, tetapi masih bisa memancing rasa ingin tahu, tentang apa sebenarnya motivasi penerbit ketika melakukan hal tersebut, walaupun jawabannya sudah pasti adalah keuntungan (profit). Untuk kasus yang sama, di bidang geokimia, saya menemukan artikel berjudul “The Data of Geochemistry” ditulis oleh Clarke yang diterbitkan di ACS publication tahun 1908.

Dalam hukum internasional, HKI atau Hak Cipta suatu karya tulis akan dilindungi secara otomatis ketika diumumkan, selama masa hidup penulis, ditambah 70 tahun setelah penulis wafat. Ketika masa itu sudah terlewati, maka status karya tulis itu berubah menjadi domain publik atau public domain. HKInya secara moral masih dipegang para penulis, tetapi Hak Ekonominya sudah bukan eksklusif milik penulis. Masalahnya adalah bisa jadi ketika makalah selesai ditulis, para penulis mengalihkan HKInya ke penerbit. Akibatnya bisa ditebak, makalah berusia satu setengah abad tentang sel epitel kanker itu yang saat ini mestinya sudah menjadi karya domain publik, masih diperjual-belikan dengan harga penuh (30-40 USD) oleh penerbit.

Berikut ini adalah data pendukung yang berhasil kami kumpulkan untuk membandingkan tingkat akses terbuka (open access level) antara bidang ilmu kebumian dengan bidang ilmu kedokteran. Akan menarik kalau diantara pembaca ada yang berminat untuk mengembangkan kajian ini.

Visualisasinya ditampilkan dalam grafik berikut ini.

Jadi ketika ibu dan bapak masih berpikir komersialisasi hasil riset tidak terjadi, coba pikir lagi.