Catatan untuk diri sendiri.
Lautan publikasi yang gelap: gambar ini memperlihatkan dunia publikasi ilmiah yang gelap dengan industri jurnal pemangsa (predatori) yang tumbuh berkembang sebagai respon atas budaya akademik/ilmiah yang runtuh. Budaya akademik yang saya maksud bukan hanya tentang para peneliti dengan kemampuan menulisnya (dalam Bahasa Inggris) yang terbatas karena itu bukan Bahasa Ibunya, tetapi juga para peneliti dengan kapasitas mereka yang terbatas untuk mengukur kinerja orang lain. Karena kinerja hanya didasarkan kepada angka (kuantitatif) yang meningkat secara linear (bahkan eksponensial) dan kecepatan, maka peneliti cenderung memilih jalan tercepat. Seperti air yang mencari celah dan menggunakan hukum gravitasi agar dapat mengalir ke bawah. Jalan tercepat bagi para peneliti itu adalah jurnal pemangsa.
English by Google Translate: A sea of dark publications: this image shows a dark world of scientific publications with a burgeoning predatory journal industry in response to a collapsing academic / scientific culture. I mean academic culture not only about researchers with limited writing ability (in English) because it is not their native language, but also researchers with their limited capacity to measure the performance of others. Because performance is only based on numbers (quantitatively) increasing linearly (even exponentially) and speed, researchers tend to choose the fastest path. It is like water that seeks a gap and uses the law of gravity to flow downward. The fastest path for those researchers is a predatory journal.
#365figures