[Republikasi] Tentang (de)motivasi

Author:

Dosen baru harus sadar kalau motivasinya dapat turun bahkan hilang

Tulisan ini pertama kali muncul di sini.

Beberapa hari ke depan saya diminta bantuan menjadi moderator untuk acara on boarding, ini bahasa keren dari orientasi dosen baru.

Walaupun bukan sebagai narasumber tapi rasanya saya juga perlu menyampaikan sesuatu.

Tapi apa?


Tentang motivasi dan (de)motivasi

Sebagai dosen baru, pasti sedang semangat-semangatnya. Saking semangatnya sampai menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti mereka akan mengalami demotivasi, atau penurunan semangat atau kehilangan motivasi.

Ya bisa lah.

Kehidupan kita ini kan dinamis. Kadang di atas, kadang di bawah. Saat di atas, kita seperti tidak butuh siapa-siapa. Apalagi di belakang nama kita ada nama kampus ternama.

Tapi ketika kita di bawah, barulah sadar bahwa tidak semua yang kita bayangkan akan ada di belakang kita. Semuanya seolah menjauh.

Jadi saya tahu sekarang.

Justru saat bicara dengan dosen baru, saya perlu mengungkap kemungkinan mereka mengalami kondisi di bawah. Apa saja kemungkinan penyebabnya atau akar masalahnya? Dan, bagaimana cara mereka mencari solusi, atau setidaknya meraih kembali motivasi yang sempat turun bahkan hilang.

Tentang sistem pendukung (support system)

Apapun profesinya, Anda akan selalu membutuhkan sistem pendukung.

Yang sudah jelas, sistem pendukung datang dari rumah. Apakah dari orang tua, adik, kakak, dan keluarga inti lainnya. Bagi yang sudah berkeluarga, maka istri dan anak-anak adalah sistem pendukung utama.

Bagaimana dengan kampus?

Tentu kampus akan memberikan dukungan, suasana/atmosfir akademik. Tapi seringkali dukungannya tidak dapat bentuk yang kita butuhkan dan mungkin juga terlambat datangnya.

Jadi pastikan Anda punya sistem pendukung yang solid. Siapapun itu, mereka harus ada ketika Anda membutuhkan. Sebaliknya, agar solid, maka Anda juga harus ada ketika Sang Sistem Pendukung membutuhkan Anda.

Meminjam energi

Memang menjadi masalah saat mengalami demotivasi. Saya pun tidak selalu berada pada kondisi termotivasi.

Tidak terasa saya sudah menjadi dosen selama 14 tahun, kalau dihitung dari NIP. Kalau dihitung dari keterlibatan saya di kampus, tambahkan 7 tahun. Sejak lulus S2 di tahun 2001, saya sudah dilibatkan sebagai asisten dalam proses belajar mengajar.

Dua puluh satu tahun yang lalu alasan saya menjadi dosen sangat sederhana. Saya ingin punya kesempatan berinteraksi dengan banyak orang.

Berinteraksi dengan mahasiswa, dengan sesama dosen geologi, dosen dari prodi lain, dosen dari fakultas lain, dari perguruan tinggi lain, hingga mungkin karyawan dari lembaga yang lain.

Ternyata harus belajar agar dapat melakukannya, terutama untuk saya yang lebih senang menyendiri dan menyenangi suasana sepi.

Selain belajar ngobrol dan mengembangkan obrolan, saya juga belajar untuk menyerap (atau meminjam) energi orang lain. Karena itu, di saat motivasi sedang turun (demotivasi), maka saya perbanyak bercakap dengan orang lain.

Bisa melalui obrolan langsung atau via media sosial. Temanya apa saja. Percakapan acak. Dari sepak bola (yang saya tidak mengerti) sampai harga sayur-mayur.

Ya betul kita dapat menyerap energi orang lain dan bisa pula menghantarkan energi ke orang lain.

Kembali ke demotivasi

Jadi para dosen baru juga harus bersiap diri menghadapi demotivasi. Dengan caranya sendiri dan sistem pendukungnya masing-masing.

Yang menjadi masalah adalah ketika sebagai dosen Anda tidak lagi percaya dengan lembaga t

Dampaknya bisa dua. Yang ekstrim adalah Anda memilih untuk keluar atau bertahan tetapi dengan semangat yang minim. Anda mungkin hanya akan mengajar dan memberikan layanan keluar. Anda bisa jadi tidak peduli lagi dengan pengembangan karir atau berperan aktif di kampus.

Semoga ini tidak terjadi.

Saya tidak dapat menjamin semangat Anda dapat tetap tinggi. Sama tingginya dengan semangat ketika Anda pertama kali masuk sebagai dosen baru. Yang saya dapat lakukan adalah mendorong Anda untuk bersiap, bahwa akan ada masanya semangat anda ada di titik nadir.

Berlatihlah menyerap energi positif dari orang lain dan jangan lupa memberikan energi Anda kepada yang membutuhkan.

Salam,

#TerbukaAtauTertingal