Bagian ini adalah potongan Bab Memulai Riset dalam Buku STPDN (Sukses sTudi Pascasarjana di Dalam Negeri). Ilustrasi akan kami tambahkan untuk memperjelas bagaimana kita merumuskan orisinalitas atau novelty dari riset.
Saat anda membuat proposal, maka pada intinya anda akan menulis sesuatu. Bila anda merasa sulit memulai tulisan, maka mungkin anda tidak akan percaya jawabannya. Banyaklah membaca dan membaca.
Mungkin anda bertanya, “Tujuannya kan menulis sesuatu, bila terus membaca, kapan menulisnya?”
Percayalah dulu kami juga berpikir begitu.
Intinya adalah dengan membaca, anda memandu pikiran menuju ke satu arah. Mari kita buat analogi perjalanan anda dari lokasi A ke B. Membaca kami analogikan dengan melihat peta. Coba anda perhatikan kisah kami ini.
Makin banyak membaca, arah itu makin terlihat. Makin banyak lagi membaca, maka arah itu akan dapat ditebak. Dan membaca lebih banyak lagi, maka anda akan melihat berbagai “lubang kecil” untuk diisi. “Lubang” saking kecilnya hanya dapat dilihat oleh para “pengendara” (anda) yang telah sering melalui jalan tersebut. Anda telah tahu, kapan harus belok, ada berapa lampu jalan di kanan dan kirinya, bahkan berapa juga tempat sampah yang anda lihat sepanjang perjalanan.
Pada akhirnya, saat melakukan perjalanan anda sendiri, maka anda dapat menyelesaikan dengan baik dan selamat dengan nilai tambah. Nilai tambah itu adalah originalitas. Dan originalitas itu bukanlah selalu berarti membuat “jalan pintas” baru, tapi bisa berupa “lubang-lubang” kecil yang telah anda tambal tadi.
Tentu saja, dengan dana yang lebih besar anda bisa merintis jalan baru dengan terbang misalnya. Jelas orisinal karena anda mengusulkan cara baru untuk pindah dari lokasi A ke B.
Orisinalitas juga dapat dicapai bila anda punya lebih banyak waktu. Anda bisa mengusulkan perjalanan tetap via darat, tapi anda memotong arah melalui gunung, laut, dan hutan.