Kuliah atau kerja: choosing a future in academics or practitioner

Author:

Dear friends,

I believe that we choose our future. This was my post on my Facebook wall as a comment on one of my friend list. I decided to blog it, because I am sure many face this dilemma after they finish high school. This post is in Bahasa Indonesia.


Berikut pendapat saya. Pendidikan pada dasarnya adalah penting untuk membuka lebih banyak pintu peluang. Mungkin ada orang-orang yang memilih untuk tidak lanjut sekolah, misal beberapa musisi muda. Sebut saja golongan ini Gol ke-1. Sah-sah saja karena itu semua pilihan dan mungkin juga karena mereka punya keyakinan yang kebetulan didukung lingkungan (misal: ortunya juga musisi) dan garis tangan dari Allah yang mendukung pilihan mereka. Orang-orang ini juga pastinya punya indikator kesuksesan sendiri, dan gelar sudah pasti bukan salah satunya.

Nah untuk yang ingin sekolah (Gol ke-2), percayalah bahwa karir juga ditentukan oleh soft skill, jejaring dan pastinya doa. jadi buat akademisi juga jangan terlalu mengagungkan gelar apalagi sombong kalau bisa masuk atau lulus dari sekolah atau universitas favorit.

Nah sekarang masalah dana. Kalau anda masuk Gol ke-1, maka anda pastinya bisa menimbang upaya-upaya (halal) yang harus ditempuh supaya sukses. Buat anda yang masuk Gol ke-2, anda harus yakin bahwa modal utama adalah niat dulu. Biaya insya Allah bisa dicari. Kalau sudah niat, sekarang atau nanti pasti akan tercapai. Hanya jalannya saja yang akan berbeda-beda. Tapi niat harus ditempel 5 cm di depan jidat (tonton film 5 cm).

Pendidikan (sangat) perlu biaya. Akan sangat bagus lagi kalau ortu anda masih “lengkap” dan mampu. Jadi anda tinggal memaksimumkan upaya senyampang ortu mampu. Untuk anda yang ortunya memiliki keterbatasan, jangan kecil hati, ada beasiswa. Namun, beasiswa juga tidak turun dari langit, harus dicari. Untuk itu berjejaring dan berkawan sangat perlu

Yang saya sampaikan sampai titik ini adalah untuk S1 ya. Untuk S2, saran saya memang anda harus kerja dulu bila memang anda bisa segera dapat pekerjaan. Bagi anda yang berpikiran melanjutkan S2 untuk membuka peluang lebih besar lagi, ini ide yang bagus. Utarakan maksud kepada ortu anda. Bisa hunting beasiswa untuk itu. Bagi kondisi keluarga yang terbatas, saya sarankan anda kerja. Senangkan hati ortu dulu. Utamakan itu selagi masih ada waktu, sambil terus ikhtiar mencari jalan untuk sekolah lagi. Semoga tidak terlalu panjang ya.

Salam, Erwin


Pertanyaan lainnya:

Bagaimana supaya semangat walaupun tidak masuk ke universitas idaman?

Nah nasib anda berarti sama dengan saya. Believe me, everything happens for a reason. Don’t spend too much time finding that reason. It will come to you eventually.

Universitas hanya jalan. Ujungnya yang terpenting. Anda harus lebih banyak googling ilmunya. Share yang anda tahu, via blog atau medsos lainnya. Anda akan ketemu banyak orang, dapat banyak respon. Itulah yang membuat anda semangat. Itu yang saya lakukan dan sampai hari ini belum terbukti salah. Geologi bukanlah pilihan pertama saya, tapi sekarang saya jadi dosen geologi.