Kenapa saya senang publikasi model GitHub?
Karena tidak ada lagi status penulis seperti halnya pada artikel konvensional. Penulis diatur berdasarkan urutan. Urutan diatur berdasarkan kontribusi. Artikel bersifat statis, perkembangannya tergantung para penulis dengan proses penulisan yang tertutup, terkadang penuh kerahasiaan. Pada bidang-bidang tertentu bisa terjadi pencurian ide, data dan seterusnya.
Aneh bukan, sesuatu yang mestinya menyenangkan, menjadi saling menaruh curiga.
Sementara itu kalau ada kesalahan pada artikel, belum tentu ada yang membetulkan. Begitu artikel terbit, pekerjaan berakhir.
Di GitHub, yang ada adalah initiator dan kolaborator, misal: tadi pagi, saya menyebarkan satu artikel saya di GitHub. Itu ide saya … betul. Kebetulan saya sudah menyelesaikan penulisannya. Tapi pengguna GitHub lainnya bisa menggandakan repositori saya itu, untuk dia modifikasi. Kemudian, dia bisa memberitahu saya tentang modif yang ia lakukan untuk memperbaiki atau mengembangkan artikel, ia juga bisa memohon agar dok versinya bisa masuk sebagai perbaikan ke file saya. Kalau saya setuju, maka saya OK kan, atau saya akan membuatnya sebagai “branch” atau cabang pengembangan proyek. Kerennya semua langkah dan perubahan terdokumentasi dalam fitur yang namanya “version control”. Siapa saja yang memperbaiki atau menambahkan sesuatu akan tercatat.
Lebih jauh lagi, kalau saya sudah merasa cukup, maka saya bisa tinggalkan proyek itu dan menawarkan kepada para kolaborator untuk menjadi “maintainer”(atau pemelihara proyek).
Pada beberapa kasus, seseorang bahkan bisa membuka data dan meminta bantuan pihak lain untuk membantu analisisnya.
Begitulah. Tidak ada kepemilikan absolut. Yang ada adalah berbagi dengan semangat ingin memperbaiki. Yang lebih penting lagi, tidak ada interaksi seperti yang umumnya terjadi diantara penulis, editor jurnal dan reviewer.
Bagaimana? 🙂