(Image from: vpap.info.yorku.ca)
Pekerjaan administratif sebanyak pekerjaan saintifik. Awalnya saya mengira ini hanya terjadi di Indonesia. Awalnya saya pikir di LN, staf universitas sudah dikotak-kotakkan, mana staf akademik dan mana yang administratif. Dua jenis pekerjaan itu tidak akan bercampur pada satu orang yang sama.
Setelah melihat kondisi di sini, ternyata sama saja. Seorang prof ada yang masih menjadi koordinator laboratorium dan menerima telpon/email/sms yang isinya minta jadual penggunaan lab. Ada juga yang menjadi tim di WHO, UNICEF dll. But still, ia masih berkenan menerima dosen dari Indonesia seperti saya, mengurusi komputer di meja saya, login saya, dll. Dan ini bukan hanya ke saya, tapi juga ke visiting staff yang lain.
Prof yang lain malah lebih ekstrim, ia menyiapkan peralatan dapur yang dasar saat seorang mahasiswanya pertama kali datang ke apartemen.
Artinya tidak ada bedanya dengan dosen di Indonesia sangat kecil berarti alias sama saja. Bedanya kecil, dosen yang “aneh” seperti di atas, ternyata masih rajin menulis.
It’s kind of very hard to beat. Isn’t it…
View on Path