Sains terbuka adalah sains biasa yang dilaksanakan dengan benar

Author:

Pada hari Rabu 3 Maret 2021, saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan beberapa pesan sains terbuka di depan Komunitas Prisma yang digagas oleh rekan-rekan bidang perencanaan wilayah Undip (rekaman akan tersedia di Youtube). Berikut salindianya (salindia: https://doi.org/10.6084/m9.figshare.14156945.v2).

Definisi

Open science is the practice of science in such away that others can collaborate and contribute, where research data, lab notes and other research processes are freely available, under terms that enable reuse, redistribution, and reproduction of the research and its underlying data and methods (FOSTER).

bit.ly/osdrawings

Sains terbuka (open science) hanya sains yang dilaksanakan dengan benar. Definisi sains terbuka dari FOSTER ini sebenarnya merangkum seluruh aspek pelaksanaan sains yang kita pelajari. Lantas apa yang membuat sains saat ini menjadi salah?

Motivasinya… yang membuat sains menjadi salah. Situasi ini membuat definisi sains terbuka (FOSTER) ketika dibaca, akan menjadi keliru.

Mari kita tilik kembali beberapa catatan tentang budaya ilmiah unggul di bawah ini (https://doi.org/10.6084/m9.figshare.14156960.v1).

Prestis lebih dulu, diseminasi kemudian

Diseminasi ilmu pengetahuan telah ditinggalkan oleh para ilmuwan. Publikasi yang awalnya merupakan media diseminasi, juga telah berubah fungsi sebagai indicator prestis. Selain dinilai sebagai keberhasilan penulis, jumlah sitasi pada level jurnal juga telah digunakan sebagai penanda keberhasilan pengelola jurnal. Sama halnya dengan penulis, pengelola jurnal akan segera masuk ke dalam kelompok elit ketika berhasil meningkatkan peringkat jurnalnya.

bit.ly/osdrawings

Sitasi yang berdampak

Bukan hanya tentang jumlah publikasi, sitasinya pun telah dipakai sebagai indicator dampak riset. Bagaimana sebuah riset tentang banjir di Kaligawe misalnya dinyatakan berdampak ketika ditulis dalam Bahasa Inggris, dievaluasi oleh orang yang tidak tinggal di Kaligawe dan tidak ada sangkut-pautnya dengan banjir di sana, dan terbit di jurnal yang mungkin tidak pernah dibaca oleh oleh penduduk Kaligawe.

Jadi yang disebut berdampak, berdampak kepada apa dan siapa? Mungkin saja berdampak kepada peringkat universitas dan prestis peneliti/penulis, tapi apakah berdampak kepada penangan banjir di Kaligawe dan penduduk yang merasakan kebanjiran tiap tahun?

Silahkan Anda jawab sendiri.

Fakta lainnya bahwa peluang untuk disitir kecil atau sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah makalah yang terbit per harinya, seperti diabaikan. Argumen ini kemudian diarahkan ke profil jurnal. Jurnal tertentu diasumsikan memiliki jumlah pembaca yang banyak, sehingga posisi tawar jurnal itu akan meningkat sebagai akibatnya.

Besar atau kecilnya sebuah komunitas keilmuan juga bukan penentu jumlah sitasi akan tinggi. Jumlah makalah yang sedikit dalam komunitas bidang riset Anda yang spesifik, juga masih belum menjadi garansi bahwa sitasi akan mengalir ke artikel yang Anda tulis. Begitu pula ketika Anda bekerja dalam lingkup keilmuan yang saat ini sedang diperbincangkan seluruh dunia. Belum tentu juga artikel Anda ditemukan dan dibaca oleh peneliti lain.

Setiap sitasi akan berawal dari teknik pencarian artikel yang dilakukan oleh para pembaca. Berapa persen para pembaca atau peneliti lain telah melakukan teknik pencarian literatur secara sistematis? Berapa persen yang dapat mencari literatur dengan bias sekecil mungkin?

Silahkan Anda jawab sendiri.

bit.ly/osdrawings

Sitasi sebagai mata uang baru

Ya … sitasi adalah mata uang baru sebagai akibat langsung dari penggunakaan sitasi sebagai indikator riset atau keberhasilan sebuah institusi dalam membina sumber daya insaninya. Seseorang atau kelompok risetyang memiliki akumulasi jumlah sitasi lebih tinggi akan dinilai lebih bereputasi dibanding individu atau kelompok riset yang lain.

bit.ly/osdrawings

Anda mungkin lupa kalau setiap hari menasihati anak-anak agar “tidak menilai seseorang dari bajunya”. Anda melakukannya setiap hari.

Tentunya banyak pihak yang kemudian menjawab “bukankah ini tuntutan dunia?” Mungkin saja begitu.

Tapi apakah sepadan dengan mengorbankan kepentingan utama, masyarakat yang sejak awal Anda pasang sebagai obyek penderita.

Saya biarkan Anda berpikir semalam untuk menjawab itu.