Data Scimago 2020 telah dirilis

Author:

Irawan, Dasapta Erwin (2021): Scimago 2020: profil sitasi dan kolaborasi internasional beberapa jurnal Indonesia. figshare. Presentation. https://doi.org/10.6084/m9.figshare.14608146.v3

Berikut ini adalah daftar jurnal Indonesia yang masuk kuartil 1 hingga 4 (Q1-Q4). Dalam salindia (slide) berikut ini saya menayangkan grafik total cites vs self cites, cite per doc vs ext cite per doc, serta international collaboration.

Definisi indikator (https://www.scimagojr.com/help.php)

  • total cites = total sitasi yang diterima oleh sebuah jurnal untuk artikel yang terbit pada tahun X-1, X-2, dan X-3. Misal: total cites tahun 2020 adalah jumlah sitasi untuk artikel yang terbit di tahun 2017, 2018, dan 2019. Number of citations received in the selected year by a journal to the documents published in the three previous years, --i.e. citations received in year X to documents published in years X-1, X-2 and X-3. All types of documents are considered.
  • self cites = jumlah sitasi yang berasal dari jurnal yang sama untuk artikel yang terbit pada tahun X-1, X-2, dan X-3. Misal: self cites tahun 2020 adalah jumlah sitasi dari jurnal yang sama untuk artikel yang terbit di tahun 2017, 2018, dan 2019. Number of journal's self-citations in the seleted year to its own documents published in the three previous years, --i.e. self-citations in year X to documents published in years X-1, X-2 and X-3. All types of documents are considered.
  • cite per doc = jumlah sitasi rata-rata per artikel di tahun X-1 dan X-2 untuk artikel yang terbit pada tahun X-1, X-2, dan X-3. Misal: cite per doc tahun 2020 adalah jumlah sitasi rata-rata per artikel pada tahun 2018 dan 2019 untuk artikel yang terbit tahun 2018 dan 2019. Average citations per document in a 2 year period. It is computed considering the number of citations received by a journal in the current year to the documents published in the two previous years, --i.e. citations received in year X to documents published in years X-1 and X-2.
  • ext cite per doc = indikator ini tidak dijelaskan dalam panduan Scimago, tapi ada dalam penjelasan pada grafiknya. Dijelaskan bahwa ext cite per doc adalah total cites dikurangi self cites.
  • international collaboration = proporsi (%) artikel dengan penulis berasal dari dua negara atau lebih. Document ratio whose affiliation includes more than one country address.

Skor Scimago sebagai indikator

Hasil survei Scimago sudah menjadi salah satu indikator keberhasilan seorang peneliti di Indonesia. Jurnal kuartil 1 (Q1) adalah target utama (ultimate target) mereka. Setiap jurnal akan memiliki skor Scimago yang kemudian diurutkan dan dibagi empat, menjadi kuartil. Saat ini, posisi kuartil telah masuk menjadi salah satu persyaratan kenaikan pangkat di Indonesia.

Perhitungan Scimago “cukup rumit” (panduan Scimago) yang ditampilkan oleh Pak Mikrajuddin Abdullah dalam salah satu pesan Facebooknya.

Namun demikian secara sederhana, posisi kuartil Scimago ini bergantung penuh kepada jumlah sitiran/sitasi ke suatu jurnal. Jadi bila jumlah sitasi kumulatif suatu jurnal meningkat, maka dapat dipastikan pada tahun berikutnya, posisi kuartilnya akan naik.

Walaupun reputasi berbasis sitasi ini sudah banyak ditentang (misal oleh SFDora dan Leiden Manifesto), tetapi hingga saat ini, ukuran tersebut masih dipakai oleh banyak negara (sebagai komparator Blok Utara dan Blok Selatan, khususnya Blok Selatan (Global South) (definisi Blok Selatan).

Total cites vs self cites

Dalam salindia saya menyampaikan grafik total cites dan self cites terhadap tahun untuk beberapa jurnal pada kelompok Q1, Q2, Q3, dan Q4. Ada dua pola, yaitu distribusi sitasi yang sama dan berbeda. distribusi sitasi yang sama, memperlihatkan bahwa self cites memiliki peranan kuat dalam mengendalikan jumlah sitasi. grafik dengan distribusi yang berbeda memperlihatkan hal yang sebaliknya. Jumlah sitasi jurnal (total cites) tidak bergantung kepada self cites.

External cites per doc vs cites per doc

Grafik ini menunjukkan jumlah sitasi external (jumlah total cites dikurangi self cites) per dokumen terhadap jumlah cites per dokumen. Jadi kalau garis grafik menunjukkan jarak yang jauh, maka artinya jumlah self cites lebih banyak dibanding external cites. Saya tidak mengerti kenapa grafik ini tidak ditayangkan sebagai rasio antara dua nilai tersebut agar lebih mudah membacanya.

Ada dua pola juga di sini. Ada grafik yang menunjukkan posisi garis yang berdekatan, artinya jumlah self cites tidak dominan, ada pula yang memperlihatkan jarak antara dua garis yang jauh. Artinya setiap dokumen mendapat self cites yang dominan. External cites per doc sama dengan 1 artinya setiap artikel yang terbit dalam kurun waktu tertentu mendapatkan self cites secara merata, minimum 1 sitiran.

Secara terang tapi tidak tertulis ada himbauan juga untuk menyitir artikel di jurnal tersebut, ketika para penulis akan mempublikasikan artikel lain di jurnal yang diindeks oleh Scopus. Sitiran yang cukup banyak dari jurnal yang ada dalam daftar Scopus adalah salah satu syarat untuk masuk ke dalam indeksasinya.

International collaboration

Di sini terlihat hal yang menarik. Ada dua jenis grafik juga. Ada yang nol kemudian naik di tiga tahun terakhir. Artinya bisa saja begini. Di tahun-tahun awal, penulisnya homogen. Masing-masing artikel ditulis oleh tim yang berasal dari Indonesia saja. Lantas dalam perkembangannya, jurnal mulai sadar untuk menambah keberagaman penulis.

Ada pula regulasi yang mengatur bahwa salah satu kriteria jurnal internasional adalah di tiap terbitan memiliki artikel dengan penulis dari minimum empat negara yang berbeda (Permenristekdikti No. 20/2017) .

Ketika keberagaman afiliasi dan kewarganegaraan penulis dilakukan secara alamiah artinya bagus. Bahwa kolaborasi memang terjadi. Tapi ada sedikit keraguan juga melihat jumlah proporsinya yang sampai 60%. Artinya sedemikian banyak terjadi kolaborasi riset bersama atau kepenulisan bersama. Atau, mudah-mudahan ini tidak terjadi. Tim pengelola jurnal menjaga proporsi keberagaman penulis agar selalu tinggi dengan mengatur penerbitan artikel-artikel yang penulisnya homogen, berasal dari Indonesia semua. Ini mungkin menjadi salah satu penyebab banyak peneliti mengatakan bahwa menerbitkan makalah di jurnal nasional butuh waktu lama.

Penutup

Analisis di atas akan lebih tajam bila saya sudah mengonversi angka-angka di atas menjadi rasio dan membuat grafik-grafik yang berbeda. Saya juga akan membandingkan grafik-grafik tersebut dengan indikator dari jurnal-jurnal luar negeri. Satu lagi, saya melakukan ini di sela-sela waktu yang ada.