Setiap orang adalah pecundang pada titik tertentu di hidupnya.
Saat TK, mungkin anda adalah anak yang tidak punya sepatu yang bisa menyala saat diinjak. Saat SD, mungkin anda adalah anak yang sering dipinggirkan karena tidak punya tas bergambar karakter kartun yang sedang terkenal saat itu. Beranjak lebih besar, anda bisa jadi salah satu remaja tanggung yang malu karena tidak punya jam tangan SWATCH melingkar di pergelangan, atau sepatu DOCMART dengan sol tebal menemani perjalanan ke sekolah atau ke mal.
Kalau saat itu anda sudah kenal lagu ini, maka saya yakin tiap waktu, anda akan menyanyikannya. Tonton sampai selesai.
Sesaat kemudian, anda sadar bahwa saat ini anda sudah duduk di bangku pendidikan sarjana, magister atau doktor. Dan anda menyadari bahwa apa yang anda alami saat kecil, kembali berulang. Merasa menjadi pecundang karena belum mampu menghasilkan apa-apa. Semua terasa salah. Banyak tuntutan dari pembimbing yang tidak dapat anda penuhi, dll, dll. Belum lagi masalah mencari orisinalitas, penulisan makalah publikasi ilmiah, dengan banyak aturannya.
Buat anda semua yang pernah atau sedang mengalami itu percayalah bahwa semua itu adalah aksesori, tempelan, dan variasi yang akan pudar sejalan waktu.
Tapi ada yang tidak pudar. Pemikiran, kreatifitas, dan pesan ilmu anda adalah tiga diantaranya. Yang anda perlukan adalah banyak membaca, banyak menulis (dalam berbagai bentuk dan media), dan sering-sering membagikan ilmu.
Nikmati apapun yang anda sedang lakukan.
Artikel mini ini saya tulis setelah kemarin berdialog dengan 40+ mahasiswa (mayoritas) S3 di tahap awal penelitiannya. Silahkan ikut membaca point-point penting yang saya sampaikan.
Berikut ini slide paparan yang saya sampaikan pada mereka. Barangkali juga bermanfaat bagi anda (lisensi CC-BY: free to use, remix, and redistribute).