Tata kelola data riset

Author:

Oleh: Dasapta Erwin Irawan (ITB/RINarxiv)

Disampaikan pada acara “Tata Kelola Data dalam Perspektif Pembangunan Riset dan SDM KP”, Jumat 13 November 2020.

Revised version (I missed to write an author)

Mengapa data perlu dikelola?

  • Memerlukan dana yang besar untuk mendapatkannya,
  • Ide analisis terbatas,
  • Perlu dilanjutkan.

Data sebagai luaran riset/kegiatan

  • Laporan adalah luaran utama kegiatan,
  • Saat ini data hanya dianggap sebagai bagian dari laporan,
  • Laporannya sendiri seringkali tidak diarsipkan dengan baik,
  • Akibatnya data juga menjadi terbengkalai.

Beberapa praktek yang saat ini terjadi

  • data diarsipkan secara luring,
  • atau diarsipkan secara daring tapi dalam google drive, onedrive, dropbox yang terkunci,
  • kuncinya diketahui/dipegang satu atau beberapa orang saja,
  • tidak ada pengelola data,
  • pembuat data bisa staf lembaga atau konsultan eksternal.

Sumber daya yang dibutuhkan

  • Sumber daya manusia,
  • Perangkat keras: dedicated server,
  • Perangkat lunak: Eprints (contoh saja, yang lain ada DSPACE dan Dataverse) dan kebijakan pengarsipan,

Sumber daya yang saat ini tersedia

  • Repositori Ilmiah Nasional (RIN) yang dikelola oleh PDDI LIPI,
  • Perangkat lunak kode terbuka: Eprints, Dspace, Dataverse,
  • Protokol komunikasi data yang sudah sangat berkembang,

Prinsip berbagi data dan informasi

  • FAIR – FINDABLE – ACCESSIBLE – INTEROPERABLE – REUSABLE
  • Pemilahan data publik dan data non-publik
  • Data non-publik: data dengan akses terbatas, data sensitif (identitas individu, sumber daya alam tertentu, satwa langka dan yang sejenisnya. Referensi 1, Referensi 2.

Catatan visual

Presentasi Pak Budi Sulistiyo

Beberapa rujukan