(image from: artofnfp.org)
Oleh: Dasapta Erwin Irawan
September 30, 2014
Note: I made this post as a reflection of several posts from my students on their social media, Facebook, Twitter etc. I decided to blog about it, and because of its local sense, I wrote it in Indonesian language.
Tidak ada lagi yang bisa anda lakukan selain berdoa.
Beberapa hari ini banyak post dari mahasiswa yang menceritakan pengalamannya mengunggah proposal PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) ke situs online Simlitabmas Dikti. Umumnya mengeluhkan susahnya dan lamanya proses pengunggahan. Tentunya ini berhubungan dengan kapasitas server dan ribuan akses pada saat yang sama, menjelang deadline. Terlepas dari kebiasaan para deadliners ini, yang mana saya juga sering melakukan, tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain berdoa. Setelah bekerja keras membuat proposal, mengunggahnya, maka setelah itu tinggal berdoa.
Tapi saya ingin mencoba mundur sedikit ke waktu sebelum proposal diunggah. Dari semua referensi yang ada, urutan kerja dalam membuat proposal adalah:
- Menentukan ide, ini sifatnya iteratif, terdiri dari:
- Memunculkan ide
- Menyaring ide
- Mengumpulkan informasi terkait
- Memilih ide
Tautan berikut berisi video menarik tentang bagaimana membuat Research Question.
- Memulai menulis proposal dengan outline umum sebagai berikut:
- Latar belakang dan pentingnya penelitian.
- Komponen metode yang akan dilaksanakan, dilengkapi dengan diagram alir.
- Disain waktu pelaksanaan penelitian dan anggaran
- Tim pelaksana
Berikut video yang bagus mengenai What is Research.
- Mengirimkan proposal, bisa secara offline dalam bentuk dokumen tercetak atau online melalui situs tertentu.
Mestinya mahasiswa sudah paham langkah-langkah tersebut, tapi banyak yang lupa bahwa ada langkah ke-0
, yaitu persiapan. Apa saja itu?
0.1 Informasi
Siapa yang memegang informasi, dialah yang berhasil. Salah satu informasi yang penting adalah peluang dana penelitian. Agar tahu peluang, maka mahasiswa harus berjejaring, dengan sesama mahasiswa yang beda prodi, beda fakultas, bahkan beda universitas. Saat ini informasi sejenis sangat mudah dijumpai kalau tahu caranya.
Lembaga pemberi dana biasanya memiliki situs online atau bahkan memiliki akun resmi di sosial media tersendiri, bisa Facebook
, Twitter
atau Google +
. Coba ikuti (follow) akun mereka. Cara lainnya adalah anda memantau situs-situs mereka secara rutin dan mengikuti miling list yang membahas tentang peluang-peluang dana penelitian.
0.2 Baca panduan proposalnya (Read the guidelines)
Mempelajari ini perlu kesabaran, kadang saya juga sering tidak sabar. Memang isinya akan selalu mirip antara satu program dengan program lainnya, tapi percayalah pasti ada bedanya. Walaupun sedikit, beda ini bisa menggagalkan proposal anda. Bahkan pada tahap yang paling awal, seleksi administrasi.
0.3 Dokumen yang sering terlupa (the most forgotten things)
Beberapa dokumen ini sering kali teringat pada saat-saat terakhir. Banyak yang bilang, pentingkan isi proposal dulu. Pikirkan ide, metode, hal-hal substantif lainnya dengan baik.
Well they’re slightly right but absolutely wrong.
Memang ide penting, tapi kembali lagi kalau dokumen-dokumen ini tertinggal, proposal anda tidak akan sampai ke meja para reviewer (penilai proposal).
Dokumen-dokumen ini agak sulit dikumpulkan terutama karena berasal dari banyak orang:
- Lembar pengesahan. Kertas ini mungkin hanya selembar, tapi isinya adalah tandatangan beberapa orang, dari dosen pembimbing, ketua prodi, sampai dekan. Lembar ini bisa sangat bernilai tinggi seperti lukisan Monalisa di saat menjelang deadline proposal.
- Biodata dosen pembimbing. Ini apalagi, dosen anda sangat mungkin sedang sibuk di saat-saat menjelang deadline proposal anda.
- Biodata tim pelaksana. Anda mungkin sangat dekat dengan teman-teman anda, tapi percayalah seringkali dokumen ini susah sekali diperoleh di saat-saat anda sangat memerlukannya.
Jadi pastikan tiga dokumen di atas adalah yang pertama harus anda miliki, bahkan saat ide baru muncul.
Sebelum anda beralih ke jendela Facebook anda, berikut ada satu video lagi tentang Deadline in animation.
Yang membuat saya bangga adalah, mahasiswa yang saya bahas di atas, bukan mahasiswa pasca sarjana, melainkan mahasiswa S1.