Tuntas sudah janji half marathon bulanan untuk bulan Desember 2019. Perjalanannya penuh godaan. Start Jam 8.00 kurang lebih. Dari kampus, naik dulu ke Simpang Dago. Kemudian turun terus ke arah lingkar selatan dst, entah sampai mana.
Km 5 masih di sekitaran Dago dan Jalan Merdeka. Muncul godaan apakah akan lanjut atau berhenti ngopi. Menjelang Km 10 mulai semangat, lewat toko Triumph (yang merek motor bukan merek pakaian dalam wanita). Tergoda untuk mampir tapi lupa ATM tidak dibawa.
Di posisi Km 15 mulai tergoda lagi untuk berhenti, karena selain panas di kawasan dekat Gerbang Tol Pasir Koja banyak sekali markas bis antar kota antar provinsi yang besar-besar. Lari harus menyisip-nyisipkan badan di sela-sela bis. Lepas dari kawasan itu, mulai semangat lagi, sampai kurang perhatian, hampir masuk gerbang tol Pasir Koja. Akhirnya balik lagi melewati antrian para penumpang bis dengan malu. Padahal mungkin mereka juga tidak perhatian. Kalaupun perhatian mungkin juga mereka mengira saya orang aneh, lari di hari menjelang siang, yang sudah panas. Jadi saya abaikan saja.
Godaan makin berat di km-18. Pikiran bilang, “3 km lagi”. Tapi nafas dan kaki bilang, “tidak. Kami sudah tidak kuat!” Akhirnya sampai ke perempatan Jalan Cibaduyut. Lupa kapan terakhir lewat sini. Jadi kemudian saya belok ke arah Jalan Cibaduyut sambil lihat-lihat situasi. Ternyata masih banyak toko sepatu di sana. Kemudian dengan sisa-sisa tenaga, saya masuk ke salah satu perumahan di jalan itu, dengan harapan banyak pohon rindang. Tapi saya salah. Banyak pohon tapi kecil-kecil. Sama saya juga tinggian saya. Akhirnya saat tersisa 1 km terakhir, itu yang paling berat menurut saya. Di pinggir jalan sudah banyak tukang jualan es kelapa. Kelapanya juga terlihat melambai-lambai menyuruh saya berhenti. Sampai akhirnya beberapa menit kemudian selesai di km 21,2.
<nanti akan saya sambung dengan refleksi kemiripan antara lari dengan publikasi>