Selamat datang. Kali ini, kita akan membahas Panduan Pasca Sarjana ITB (versi 14 Agustus 2023). Panduan ini penting bagi siapa saja yang berencana untuk melanjutkan studi di level pasca sarjana di ITB. Dalam panduan ini, Anda akan menemukan informasi bernilai tentang proses pendaftaran, persyaratan, dan banyak lagi. Mari kita mulai menjelajahi panduan ini.
Bidangnya banyak, syarat kelulusannya sama
Sebelum kita mulai mendalami lebih lanjut, penting untuk diketahui bahwa program magister dan doktor di ITB menawarkan berbagai disiplin ilmu. Baik itu dalam bidang sains, teknik, manajemen, atau seni, ada berbagai pilihan yang dapat Anda pertimbangkan. Walaupun bidang studinya banyak, tapi syarat kelulusannya sama :D.
Kelulusan ditentukan oleh jurnal ilmiah
Dari panduan yang ada di bawah ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studi pasca sarjana tidak sepenuhnya bergantung pada usaha mereka sendiri. Tesis atau disertasi sudah jadi, tetap belum bisa lulus, kecuali makalahnya sudah terbit atau minimal telah diterima (accepted) di jurnal ilmiah internasional. Untuk kelulusan magister, makalah cukup terbit di jurnal internasional “tanpa reputasi”, sementara untuk kelulusan doktor, harus terbit di jurnal internasional bereputasi.
Faktanya, kelulusan mereka sangat dipengaruhi oleh pihak ketiga, yaitu pengelola jurnal. Pengelola jurnal memiliki peran penting dalam menentukan apakah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dapat diterbitkan atau tidak, yang pada akhirnya dapat memengaruhi proses kelulusan mereka.
Mulai menulis makalah sedini mungkin
Khusus untuk Program Doktor, kita perhatikan bahwa terbitnya atau diterimanya makalah riset di jurnal internasional “bereputasi” adalah syarat wajib untuk sidang. Dengan asumsi bahwa rerata durasi proses makalah sejak dikirimkan (submitted) hingga terbit (published) adalah satu tahun, maka sangat tidak mungkin makalah dikirimkan setelah semua konten disertasi beres dilaksanakan. Mari kita hitung.
Program Doktor dengan durasi enam semester (lulus tepat waktu), riset selesai pada kurun waktu yang kurang lebih sama (asumsinya risetnya minus kendala dan tidak ditinggalkan), lalu makalah ditulis, dengan waktu proses setahun, maka mahasiswa tersebut baru boleh sidang di tahun ke-4. Tentu konsekuensinya ia harus membayar SPP dua semester, hanya untuk menunggu terbitnya makalah.
Bagaimana bila risetnya ada kendala, yang berarti seluruh kegiatan baru selesai di tahun ke-4, maka mahasiswa doktor baru akan lulus di tahun ke-5, dan seterusnya.
Mahasiswa harus aktif dan decisive
Tentu saja contoh-contoh dari saya adalah contoh ekstrim. Tentu banyak orang bilang, ya perencanaan harus bagus supaya riset tidak molor. Barangkali Anda belum sadar, apa ada riset di Indonesia yang sesuai rencana. Ditambah lagi fakta bahwa kelancaran riset bukan hanya berada di tangan mahasiswa. Tim Promotor juga punya peran besar, belum kalau kita pikirkan pihak pemberi data. Mahasiswa yang rajin bisa saja mengalami kendala, misalnya karena Tim Promotor kurang sensitif dan lambat mengambil keputusan.
Usulan solusi
- Penulisan makalah harus dimulai sejak tahun pertama. Ini tidak berarti bahwa makalah tersebut harus segera berisi analisis yang lengkap atau data yang telah sempurna. Sebaliknya, makalah dapat berisi hasil sementara atau temuan awal yang mungkin masih perlu dianalisis lebih lanjut. Tujuannya adalah untuk memulai proses penulisan dan penelitian sejak dini.
- Proses riset harus dijalankan seperti menyusun puzzle, di mana setiap bagian dari penelitian dapat dikembangkan dan ditulis menjadi bab tersendiri dalam makalah (per chapter). Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk fokus pada setiap aspek penelitian dengan lebih mendalam dan sistematis, serta memudahkan proses penulisan dan revisi makalah nantinya.
- Sebagai mahasiswa, penting untuk aktif dan decisive, terutama dalam memilih jurnal internasional untuk publikasi. Pilihan jurnal yang tepat dapat mempengaruhi wkatu kelulusan Anda.