Konteks:
Tulisan ini merupakan tanggapan kami (Olivier Pourret, Dasapta Erwin Irawan, dan Jessica Polka) atas berita yang ditulis oleh Katherine Sanderson pada tanggal 2 Juni 2023 di media Nature. Awalnya tulisan ini kami kirimkan sebagai Nature Correspondence, tetapi tidak direspon oleh mereka. Versi asli telah tayang di blog Olivier Pourret ini, https://olivierpourret.wordpress.com/2023/09/09/eu-council-no-pay-publishing-model-is-realistic/.
Menurut Katharine Sanderson, “perwakilan industri penerbitan memperingatkan” bahwa seruan Dewan Uni Eropa pada bulan Mei untuk model penerbitan akademis “tanpa bayar” adalah “tidak realistis dan kurang rinci”. Dalam tulisan ini kami menyampaikan bahwa sebenarnya proposal itu sudah diimplementasikan melalui beberapa pendekatan:
(i) Penulis dapat mempublikasikan karya mereka secara gratis di jurnal Open Access (OA) ‘Diamond’. Menurut Directory of Open Access Journals, pada tahun 2023, ada 67,5% jurnal OA penuh dan tidak membebankan biaya pemrosesan artikel kepada penulis, yang sebagian besar diterbitkan oleh penerbit universitas.
(ii) Komisi Eropa telah meluncurkan platform penerbitan, Open Research Europe, platform penerbitan OA untuk publikasi penelitian yang berasal dari pendanaan Horizon 2020, Horizon Europe, dan/atau Euratom.
(iii) Jumlah preprint meningkat dalam banyak disiplin dan telah muncul beberapa inisiatif baru (seperti Peer Community In, Review Commons, dan RR\ID) yang mengelola peninjauan sejawat (peer review) terhadap preprint tanpa biaya untuk penulis atau pembaca.
(iv) Model penerbitan baru seperti Subscribe to Open memungkinkan jurnal beralih ke modus penerbitan OA sambil mempertahankan dukungan perpustakaan.
Banyak dari aktivitas ini sudah didukung langsung oleh lembaga, pemerintah, atau pendana swasta. Mereka ini akan terus ada karena memang bermanfaat.
Sekarang terserah kita, para peneliti dan pembuat kebijakan, untuk terus mendukung solusi “tanpa bayar”. Pengetahuan ilmiah adalah barang publik, dan harus terus dimaksimumkan untuk kepentingan publik.