Tentang Termodinamika dan Hak Cipta

Author:

Saya pernah menyarankan agar jangan cepat-cepat menolak permintaan. Walaupun ada buku lain yang berjudul “Seni Menjadi Masa Bodo”, tetap saja jangan mudah menolak tugas.

Ini terjadi kepada saya.

Tanggal 9 Januari lalu ada Prof. Idam Arif, seorang mentor saya di kampus, yang menghubungi saya untuk menanyakan masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI/HAKI). Percakapan berakhir dengan undangan beliau kepada saya untuk berpartisipasi sebagai ilustrator dalam penyusunan bukunya.

Buku itu berjudul Termodinamika. Ini subjek yang saya pelajari secukupnya dulu. Karena itu pemahamannya juga “lamat-lamat” cenderung ke arah tidak paham lantas lupa. 😀

Tapi ya sudah. Mungkin ini adalah kesempatan saya untuk mempelajari suatu subjek baru. Mungkin kelak akan membantu pemahaman saya tentang hidrogeologi.

Maka saya mulai membaca (jelas bukan dari buku teks) :D. Saya tonton video-video Khan Academy tentang termodinamika, dan saya sepertinya mulai mengerti. Kemudian tidak lupa saya mulai mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala, yang belum terjawab oleh bacaan dan video-video itu.

Salman Khan memang luar biasa. Saya harus bilang ini, karena mana ada orang yang sedang meniti karir kemudian dengan sadar keluar dari pekerjaannya untuk membuat konten pelajaran untuk anak sekolah secara penuh waktu.

Ada dua pertanyaan (setidaknya sekarang baru dua) yang masih mengambang, yaitu:

  1. kalau energi tidak dapat diciptakan, lantas dari mana asalnya?
  2. apa bentuk terkecil dari hasil konversi energi?

Pertanyaan ke-1 membawa saya ke makalah blog Scientific American ini, yant ditulis oleh Clara Moskowitz pada tanggal 5 Agustus 2014.

Saat sampai di bagian akhir makalah, saya menemukan tulisan “Rights & Permissions” . Itu adalah tombol permohonan izin penggunaan isi dari makalah. Anda dapat mengklik tautan itu kalau Anda akan menggunakan konten makalah, baik teks atau gambarnya.

Kenapa perlu minta izin?

Karena makalah tersebut disebarkan oleh Scientific American sebagai material dengan HAKI eksklusif atau “All rights reserved”. Artinya HAKI artikel itu telah dimiliki secara eksklusif oleh penerbit (dalam hal ini Scientific American), yang ternyata merupakan bagian dari penerbit kakap Springer Nature.

Karena sifat eksklusif dari HAKI itu, maka seluruh pihak yang akan menggunakan isi makalah (baik sedikit, sebagian, atau seluruhnya) wajib meminta izin. Izin diberikan oleh Scientific American (dan Springer Nature) melalui pihak (perusahaan) perantara, yaitu RightsLink.

Ketika tautan “Rights & Permissions” diklik, maka akan muncul menu seperti di atas. Intinya kita diminta mengisi siapa kita, akan menggunakan materi yang mana dan jenis apa, untuk keperluan apa, serta berapa lama. Hasil akhirnya adalah izin tertulis dalam format PDF. Anda dapat saja diminta membayar. Sebelum itu, Anda dapat melihat lebih dulu berapa bayaran yang diminta.

Saya sudah coba untuk minta izin menggunakan makalah tersebut sebagai contoh dalam makalah blog saya ini. Hasilnya tidak ada perizinan untuk jenis makalah blog yang sedang saya tulis ini. 😀

Apakah aman?

Belum tentu. Tapi saya tetap lanjutkan, karena di dunia dan UU HAKI Indonesia juga dikenal istilah “Fair Use” atau penggunaan wajar (yang dikecualikan) dari hukum HAKI eksklusif. Intinya adalah saya tidak mengeksploitasi makalah Scientific American di atas untuk kebutuhan saya. Saya juga menyebarkan tulisan ini bebas untuk dibaca tanpa meminta bayaran apalagi motivasi mencari keuntungan. Itu artinya pihak Scientific American tidak dirugikan dengan terbitnya makalah blog saya ini. Malah (sepertinya) saya membawa aliran pembaca baru ke situs mereka. 😀

Pesan saya di sini adalah sebegitu rincinya pihak-pihak yang ingin mengomersialkan konten pendidikan dan ilmu pengetahuan. Anda sebagai peneliti perlu paham dan waspada untuk dapat memilih serta memilah HAKI yang akan disematkan dalam setiap karya.

Nah sampai di sini coba Anda pikirkan. Apakah saya akan mengetahui ada tombol “Rights & Permissions” bahkan sampai mempelajari perusahaan bernama RightsLink, kalau saya menolak permohonan mentor saya di atas pada kesempatan pertama. 😀

Gambar kulit depan dari https://deepai.org