Radiator coolant

Author:

Berikut ini artikel yang dicuplik dari milis Volvo, soal radiator coolant yang ditulis oleh Bp. Leo B Boedihardjo.

Kenapa bingung lagi soal coolant ?

(deleted)

Coolant itu isinya glycool dicampur air, kata teman yg berkutet di bahan kimia. Airnya ini yg bermasalah kalau air industri berasal dari sekedar air, mungkin air keran (PAM) atau air sumur (artesis). Problemnya, radiator jaman sekarang ini pipanya kecil sekali. Jauh lebih kecil dari radiator tahun 70-80an sampai pertengahan 90an. Sistemnya pun pressurized, sehingga bila diisi dengan air mineral (air sembarang) pada saat menerima tekanan dan panas, maka kandungan mineralnya akan mengendap.

Saat mesin mendingin, maka mineralnya dapat berubah menjadi koloid sebelum akhirnya mengeras saat betul betul dingin. Kalau nasib baik yg solid ini berubah menjadi liquid kembali saat mesin panas. Namun karena satu dan lain hal, isi dari mineralnya sendiri, bisa jadi tetap membatu. Karena inilah jalur pendingin di radiator jadi tertutup.

Radiator sekarang materialnya alloy, jalurnya kecil dan tankinya plastik, rentan sekali sama panas yg berkelanjutan. Jadi kemungkinannya overheat atau rusak total besar sekali, mobil saya (kebetulan) Volvo 850,  selalu overheat setiap 3 s/d 4 tahun dan ganti radiator setiap 5 tahun.

Saya ingin mempromosikan coolant buatan lokal, tapi sampai sekarang saya
tidak dapat info AIR apa yang mereka pakai. Kenapa coolant bermerk mahal ?
Sekarang tinggal kita membuat pilihan, pakai air destilasi (H2O) atau air
suling seperti air aki) atau air keran atau air PAM yang mungkin ekivalen dengan air  mineral atau tepatnya air minum dalam kemasan, aa pakai
coolant bermerk yg dibuat dengan cara yang benar. Tinggal dihitung, radiator
baru setiap 4 /5 tahun, kemungkinan ganti cyl head dan problem overheat atau pakai coolant yang mahal. Terserah hitungan anda sendiri.