This post still has a few mistyped, it’s still a work in progress.
Kemarin tiba di AMMA Airport Madinah sekitar jam 14.00 waktu setempat. Terbayar sudah begitu mencium tanah selepas turun dari tangga terakhir Saudi Air Lines. Koper menjadi masalah tersendiri saat turun dari pesawat, antrian imigrasi, cek kesehatan, terganjal koper. Spasi yang tidak luas sudah langsung penuh dengan satu kloter saja plus bagasinya. Umumnya yang bergabung dengan KBIH akan janjian untuk mencari seluruh koper anggota KBIHnya, bukan hanya miliknya sendiri (atau milik istri dan keluarganya yang lain). Sayangnya tidak semua orang sadar tentang hal ini. Riuh rendah suara tidak terhindarkan. Masing-masing KBIH muncul dengan kreasinya masing-masing dalam menandai koper kelompoknya. Meriah memang. Koper yang sudah teridentifikasi langsung dikumpulkan untuk dibawah porter ke nomor bus yang sesuai. Di sini tombongan (terdiri dari sekitar 6-8 regu @6-8 orang) akan berada pada bus yang sama. Ini bisa berarti lebih dari 1 KBIH berada pada rombongan yang sama. Tak masalah, semua saudara, dan semua berhajat sama. Proses ini bisa menghabiskan waktu 2 jam sejak kami mendarat.
…
Setelah semua anggota rombongan dan kopernya sesuai, baru bus berjalan menuju maktab di Madinah. Penghitungan dan pemberangkatan ini juga punya seni sendiri. Entah apa yang terjadi, seluruh anggota rombongan sudah ada dalam bus (Kloter 24), tapi bus baru berangkat 1,5 jam kemudian. It was an old China-made bus. Zhong Thong Bus. I’ll talk about this later.