Masih tentang Peta Prokrastinasi

Author:

Di hari pertama tahun 2024, saya menulis “Peta Prokrastinasi” di Substack. Isinya tentang berbagai “halangan” yang dapat membuat kita menunda proses menulis.

Lalu ada kawan yang mengirimkan pesan ini.

Pak, apakah tulisan berikutnya bisa sharing bagaimana bapak mengolah ide menjadi tulisan dengan sangat cepat? Bagaimana proses kreatif yang bapak lakukan? Saya seringkali ada ide utk menulis di medium, sudah tulis di note begitu ide muncul. Tapi ujung2nya tidak jd produk.

Berikut jawaban saya.

Sebelum berlatih menulis, syarat yang penting adalah…

Membebaskan pikiran

  1. Jadi tidak ada itu, nulis untuk naik pangkat, nulis untuk promosi, dan yang sejenisnya.
  2. Menulis ya menulis saja.
  3. Punya ide, dikeluarkan.
  4. Sesederhana itu.
  5. Jadi rumit kalau Anda sudah punya motivasi ADMINISTRATIF.
  6. Sudah 2024, coba kurang pikiran ADMINISTRATIF.
  7. Sudah terbukti merugikan, tidak menambah keterampilan menulis.
  8. Anda TIDAK setuju, gak papa. Tidak usah jadi panjang.

A. Harus banyak membaca tulisan orang lain.

  1. Anda tanya para penulis yang lain, pasti jawabannya sama.
  2. Tanya bagaimana menulis, jawabannya disuruh baca.
  3. Zaman sekarang bukan hanya membaca, tapi mendengarkan podcast (bukan sembarang podcast ya) adalah cara lainnya.
  4. Gunanya supaya kita punya lebih banyak kosa kata.
  5. Tiap orang akan berbicara dengan gayanya. Dengan kosa katanya.
  6. Juga supaya kita tahu berbagai cara bercerita, berbagai sudut pandang, dll.
  7. Bisa dapat ide dari tulisan orang lain juga.

B. Berlatih mengekstrak tulisan orang lain.

  1. Intinya Anda membuat gambar dari tulisan/percakapan/video/film.
  2. Atau mungkin Anda bisa berlatih saat rapat, membuat notula (catatan rapat).
  3. Membuat mindmap dari tulisan orang lain.
  4. Untuk menggali isi, bukan sekedar membaca.
  5. Berhubungan dengan butir A4 – A6.
  6. Bisa jadi bahan cerita Anda sendiri.
  7. Anda memang akan terlihat seperti kurang kerjaan.
  8. Tapi *biarin *saja. Tidak merugikan orang lain. 😀

C. Berlatih menceritakan foto, diagram, grafik

  1. Berkebalikan dengan butir B.
  2. Butir B dari tulisan MENJADI gambar, di butir C ini Anda berlatih membuat tulisan DARI gambar.
  3. Coba berlatih membuat teks caption medsos. Jadi kalau Anda posting gambar, teks penyertanya harus sedikit lebih panjang dari yang biasa.
  4. Misal kalau Anda akan posting foto makan, jangan hanya nulis Ini bakso enak, tapi juga jelaskan di mana bisa dibeli, tahu dari mana, berapa harganya, bagaimana suasananya.
  5. Lebih jauh lagi, Anda bisa ngobrol dengan pramusaji atau kokinya (kalau memungkinkan) untuk menceritakan sejarah restorannya, kapan dibangun, dan apa latar belakangnya.
  6. Lebih jauh lagi, Anda dapat mengembangkan caption ke arah sejarah bakso, ada berapa macam bakso di Indonesia yang Anda tahu atau yang sudah Anda coba, sampai ada berapa jenis bakso di dunia.
  7. Targetnya dari satu kata caption, menjadi tiga kata (Subjek, predikat, objek). Lalu jadi satu paragraf. Lalu jadi dua paragraf bahkan lebih.

D. Langsung eksekusi dan bagikan

  1. Seringnya barang setengah jadi, lalu kita tinggalkan. Niatnya sebentar, tapi tidak sadar jadi kelamaan. Saat akan dilanjutkan, sudah lupa disimpan di mana atau mau menulis apa.
  2. Jadi saat ada ide, selesaikan. Seperti tulisan ini. Ada ide untuk menjawab pesan Whatsapp. Langsung saya eksekusi.
  3. Sampai mana eksekusinya? Sampai layak untuk dibagikan. Jadi jangan hanya dieksekusi, langsung bagikan juga ke orang lain. Supaya apa?
  4. Supaya kita bisa mengukur juga apakah eksekusi tulisan sudah cukup. Indikatornya, apakah pembaca bisa paham isi tulisan, apakah alurnya sudah lengkap, dan tidak menggantung.
  5. Ini bukan berarti tulisan sudah harus jadi lengkap seperti novel, tidak. Bisa saja masih dalam bentuk pointers seperti ini.
  6. Kalau sudah jadi pointers, maka Anda sudah punya kerangka tulisan.
  7. Kerangka tulisan bukan berarti susunan bab dan sub bab ya, tapi konten dan alur pemikirannya.
  8. Pertama mau cerita apa, lalu cerita apa, kemudian ingin pembaca tahu apa, dst.

E. Ulangi

  1. Ulangi kegiatan di atas terus-menerus.
  2. Jangan bosan, apalagi berpikiran siapa yang mau baca.
  3. Jadi tidak perlu berpikir untung rugi. Yang untung Anda kalau sempat menulis, yang rugi ya Anda kalau tidak menulis.
  4. Jangan ragu menggunakan bahasa ngobrol, tidak perlu langsung menulis menggunakan bahasa baku.
  5. Kalimat tidak harus langsung nyambung dengan kalimat setelah atau sebelumnya. Bisa Anda atur belakangan.
  6. Kerangka tulisan bisa Anda putar-putar belakangan, bergantung kepada cara atau sudut pandang cerita.
  7. Makin sering berlatih, makin sedikit waktu menyunting.
  8. Makin banyak latihan, makin bisa berpikir langsung runut. Jadi makin sebentar ngeditnya.

Tunggu besok. Tulisan ini akan berubah bentuk.