Seni Komunikasi dengan Kerendahan Hati di Tempat Kerja
Saya menemukan video ini secara kebetulan. Blog post berikut merupakan ringkasannya.
Di dunia di mana keterampilan teknis dapat diotomatisasi atau dialihdayakan, kemampuan untuk berkomunikasi dengan kemurahan hati, inisiatif, momentum, dan transparansi menjadi pembeda yang sangat berharga. Seperti yang diingatkan Glickman kepada kita, menjadi baik saja tidak cukup—tetapi menjadi hebat dalam komunikasi dapat mengubah trajektori profesional Anda.
Bercakap dengan Kerendahan dan Kemurahan Hati
Dalam lanskap profesional yang kompetitif saat ini, sekadar menjadi “baik” dalam pekerjaan Anda tidak lagi cukup untuk menonjol. Seperti yang ditekankan Jodi Glickman, penulis “Great on the Job,” dalam percakapannya dengan Rodger Dean Duncan, komunikasi tempat kerja yang efektif membutuhkan lebih dari sekadar kompetensi—ini menuntut kerendahan/kemurahan hati, inisiatif, momentum ke depan, dan transparansi.
Inti dari komunikasi yang kuat terletak pada kemurahan hati. Ini bukan tentang memberi materi, tetapi lebih tentang bagaimana kita mendekati interaksi kita. Komunikasi yang rendah hati/murah hati berarti mendengarkan untuk memahami daripada untuk membantah (listening to understand/learn the problem/situation, rather than listening to refute/defend)—menciptakan ruang untuk pertukaran yang tulus daripada sekadar menunggu giliran Anda untuk berbicara. Seperti yang ditunjukkan Glickman, “Kesuksesan dalam bisnis semuanya tentang hubungan pribadi. Selalu begitu, dan akan selalu begitu.”
Empat Pilar Komunikasi Efektif
Pendekatan Glickman bersandar pada empat elemen penting:
- Kemurahan Hati: Lebih dari sekadar mendengarkan, kemurahan hati dalam komunikasi termasuk menawarkan umpan balik yang spesifik dan jujur—”tindakan kemurahan hati tertinggi karena Anda meluangkan waktu untuk berinvestasi pada pengembangan orang lain.”
- Inisiatif: Mengambil langkah pertama, mengajukan pertanyaan yang bijaksana, dan menunjukkan keterlibatan menunjukkan bahwa Anda menghargai interaksi dan hubungan tersebut.
- Momentum ke Depan: Selalu fokus pada langkah selanjutnya—apa yang dapat Anda lakukan setelah percakapan untuk memajukan hal-hal? Pola pikir yang berorientasi pada tindakan ini menciptakan kemajuan dan menunjukkan komitmen.
- Transparansi: Seperti yang didefinisikan Glickman, transparansi berarti “tetap berada di depan masalah, berkomunikasi secara terbuka dan proaktif, dan tidak pernah berasumsi bahwa informasi yang lebih sedikit adalah lebih baik.”
Mempertahankan Perspektif Orang Luar
Salah satu wawasan Glickman yang paling menarik adalah tentang perspektif. Ketika Anda sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem atau organisasi, Anda berisiko kehilangan kemampuan untuk melihat hal-hal dengan jelas. “Ketika Anda menjadi bagian dari sistem, orang sering berhenti mendengarkan Anda. Lebih baik mempertahankan perspektif orang luar.” Pola pikir orang luar ini memungkinkan Anda untuk tetap objektif, mengajukan pertanyaan yang lebih baik, dan menawarkan wawasan yang mungkin terlewatkan.
Aplikasi Praktis
Untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam pekerjaan sehari-hari Anda:
- Tingkatkan cara Anda mengelola ekspektasi saat memberikan atau menerima tugas.
- Kembangkan metode yang lebih baik untuk meminta dan menerima umpan balik tentang kinerja Anda.
- Berlatih menawarkan umpan balik yang murah hati dan spesifik kepada rekan kerja.
- Fokuskan percakapan pada langkah-langkah selanjutnya dan hasil yang dapat ditindaklanjuti.