(this post is an archive of the one posted here)
I was googling about journal impact factor and how it does/doesn’t control citation count, when I found Bornmann et al. (2012) and Lozano et al. (2012).
Two interesting points for me:
… As the results show, besides being associated with quality, citation counts are correlated with the citation performance of the cited references, the language of the publishing journal, the chemical subfield, and the reputation of the authors. In this study no statistically significant correlation was found between citation counts and number of authors…
Dalam makalah tersebut dijelaskan bahwa yang memancing sitasi adalah:
- Bahasa: Bahasa Inggris masih menjadi lingua france in science,
- Sub bidang kimia: sub bidang yang sedang tren akan menarik sitasi lebih banyak dibanding bidang yang tidak
- Reputasi para penulis: kalau ada satu saja penulis yang terkenal di bidangnya dapat mengundang pembaca dan akhirnya merujuk makalah itu.
Makalah itu tidak menyebut-nyebut bagaimana pengaruh JIF (journal impact factor).
… Throughout most of the 20th century, papers’ citation rates were increasingly linked to their respective journals’ Impact Factors. However, since 1990, the advent of the digital age, the strength of the relation between Impact Factors and paper citations has been decreasing. This decrease began sooner in physics, a field that was quicker to make the transition into the electronic domain. …
Dalam makalah di atas disampaikan bahwa pengaruh JIF cenderung menurun sejalan dengan masuknya sains ke dunia digital. Dulu, sebuah makalah hanya terbit dalam bentuk cetak dan terjilid menjadi satu dalam satu terbitan jurnal. Maka saat itu nama jurnal akan pertama kali dicari sebelum seseorang mencari makalah.
Kini saat era digital menyerbu, pencari informasi akan mendapatkan tautan makalah lebih dulu, sebelum akhirnya mengetahui di jurnal mana makalah tersebut terbit. Dengan kata lain, sebuah makalah merupakan entitas mandiri tanpa harus disangkut-pautkan dengan jurnal tempatnya terbit.
Kenapa?
Karena mesin pencari akan langsung mengarahkan kita ke tautan makalah, setidaknya abstraknya. Bukan tautan halaman jurnal.
Kalau memang demikian, apakah JIF masih diperlukan? Sebuah pertanyaan terbuka yang jawabannya ada pada masing-masing.