Sebuah buku bukanlah sebuah buku tanpa ISBN

Author:

Artikel ini pertama kali muncul di dev.to/dasaptaerwin


Artikel pendek ini adalah tentang sebuah buku tentang virus dan vaksin untuk anak-anak (Tautan ke buku: https://www.virology.ws/2018/11/20/paul-has-measles/) yang kemudian saya kembangkan ke arah kode ISBN.

measle

Wikimedia Commons CC0

ini adalah buku gratis tentang virus untuk anak-anak. Saya sudah menyarankan penulisnya untuk menggunakan lisensi terbuka.

Tentang ISBN

Yang unik dari buku tersebut adalah tidak memiliki ISBN. Kode ISBN adalah yang kita butuhkan, karena kode itu mengesahkan dokumen yang kita tulis adalah sebuah buku. Panduan kenaikan pangkat bilang begitu.

Buku referensi setebal Buku Telpon (masih ada yang ingat) dihargai sama dengan selembar coretan gambar saya kalau tanpa ISBN.

Jadi bukan masalah ISBN dan mengapa itu dulu dibuat, tapi lebih kepada persepsi yang menempatkan hal-hal administratif sebagai syarat utama.

Penutup

Jadi maksud saya. Saat menulis bebaskan saja pikiran. Jangan mikir jurnal dan ISBN dulu. Ketika sudah terbitpun, biasa saja. Jangan terlalu menonjolkan nama jurnal, nama penerbit atau ISBNnya seolah itu yg utama. Yang utama tetaplah apa yang kita tulis, kecuali kalau yang dicari adalah perhatian. 🙂