Mempelajari alam dengan perasaan: Belajar dari Junghuhn

Author:

Saya mulai mengenal Junghuhn. Bagi saya, ia bukanlah orang biasa, melainkan seorang peneliti yang terkenal dan dihormati. Menurut banyak sumber, Junghuhn sering disebut sebagai seorang naturalist, yang berarti ia mempelajari alam dan segala fenomena di dalamnya. Ini semua karena Malik.

Sejak setahun lalu, saya mendapat kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang Junghuhn melalui Malik Arrahiem, seorang peneliti geologi yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Jerman. Malik tidak hanya memberikan informasi baru dan menarik tentang Junghuhn, tetapi juga melakukan hal yang sangat luar biasa: dia menerjemahkan buku Junghuhn ke dalam bahasa Indonesia. Tugas ini tidak mudah, mengingat buku tersebut memiliki 90.000 kata dalam bahasa Jerman. Namun, kerja keras Malik ini membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk mengenal dan memahami karya Junghuhn.

Dari Malik, saya mengetahui arti kata naturalist. Junghuhn adalah seorang naturalis. Malik juga memperkenalkan saya pada Junghuhn sebagai penulis dan pelukis. Oleh karena itu, bukunya (kita menantikan terjemahan Malik) tidak hanya berisi kata-kata deskriptif khas seorang insinyur peneliti, tetapi juga melukiskan bentang alam. Kata-kata yang dipilihnya dalam bukunya juga bersifat naratif (ini memerlukan perasaan), khas penulis novel non-fiksi.

Bayangkanlah seorang pria bernama Junghuhn melakukan perjalanan panjang dan petualangan di tanah Jawa, khususnya di wilayah Jawa Barat, sambil membawa peralatan lukis yang sederhana namun fungsional. Junghuhn, dengan peralatan lukisnya, berkelana melintasi dataran Jawa, melihat dan menciptakan gambaran fisik dari apa yang dia lihat dan alami. Tentu saja, alasan Junghuhn membawa peralatan lukis tersebut adalah karena pada masa itu, kamera, alat yang kini kita anggap sebagai kebutuhan sehari-hari, belum ada atau belum umum digunakan. Jadi, untuk mengabadikan apa yang dia lihat dan alami, Junghuhn perlu mengandalkan peralatan lukisnya.

Menurut Malik, yang memiliki kemampuan berbahasa Jerman yang baik, narasi yang ditulis oleh Junghuhn ini sangat menarik dan memikat hati. Dengan kata-kata yang dipilihnya, Junghuhn mampu menciptakan efek hipnotis yang membuat pembaca terus membaca dan menikmati setiap kalimat dari 90 ribu kata yang ada. Seseorang yang mampu melukis bentang alam seindah yang dilakukan oleh Junghuhn tentunya juga memiliki kemampuan merangkai kata-kata dengan indah dan penuh makna. Namun, kita harus bersabar dan menunggu rilisnya buku terjemahan karya Malik untuk membuktikan dan memahami sepenuhnya keindahan sastra yang ada dalam tulisan Junghuhn. Dengan demikian, kita dapat sepenuhnya menghargai dan memahami betapa luar biasanya talenta dan kemampuan Junghuhn dalam menulis.

Apa yang menarik dari penuturan Malik, adalah bahwa Junghuhn tidak hanya memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan bentang alam dan fitur geologi dengan kejelasan yang menakjubkan, tetapi dia juga mampu menceritakan setiap detail yang tampaknya sepele dari petualangannya. Dia mampu merangkai kisah-kisah kecil ini menjadi narasi yang menyeluruh dan menarik. Meski banyak dari peristiwa-peristiwa ini tampaknya tidak berhubungan langsung dengan geologi – misalnya momen-momen saat ia berinteraksi dengan penduduk setempat atau pengalamannya dengan fauna dan flora di sekitarnya – mereka semua memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan mempesona tentang pengalaman dan pengetahuannya.

Dari gaya penceritaan yang unik dan detail oleh Junghuhn, pembaca, yang saat itu mungkin kebanyakan adalah warga Jerman atau Eropa pada umumnya, memiliki kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Pemahaman ini bukan hanya terbatas pada kondisi fisik Pulau Jawa, seperti bentang alam yang luas, sungai-sungai yang mengalir, gunung-gunung yang menjulang tinggi, lembah-lembah yang indah, dan geologi yang beragam. Pembaca juga diberikan gambaran tentang situasi demografi di Jawa Barat pada awal abad ke-19, memberikan gambaran yang berharga tentang sejarah dan kehidupan masyarakat pada waktu itu. Itulah sejauh ini informasi yang dapat kami berikan tentang Franz Wilhelm Junghuhn, seorang figur penting yang lahir pada tanggal 26 Oktober 1809 dan meninggal pada tanggal 24 April 1864.