Kali ini saya post dalam Bahasa Indonesia. Seperti di universitas-universitas di Indonesia, di sini juga ada Coop store. Kalau di ITB akan setara dengan Tokema dan Kokesma. Tentang dua itu saya sering tertukar. Kalau Kokesma itu yang di ATM Gallery selatan dan Tokema yang ada di belakang gedung SBM di utara, atau sebaliknya. 🙂
Toko coop di kampus Darlington ada dua buah. Kampus ini dikenal dengan nama kampus City karena dekat dengan kawasan pertokoan utama (Baca juga post Darlington-Camperdown — masih under construction –). Di masing-masing toko, dijual banyak item. Saya coba cari berapa tepatnya jumlah item yang dijual di profil Coop tapi belum ketemu.
pertama kali saya lihat di emperan toko, dijual berbagai aksesori komputer, macam iPad sleeve, tas laptop, mouse, kaos, dll, termasuk kalender akademik ukuran jumbo. Maklum tahun ajaran baru. Beberapa judul buku teks dan novel juga dijual, kalau saya cermati memang tidak semuanya ada label “Sydney Uni Press”. Banyak buku yang diterbitkan oleh penerbit lainnya. Artinya, toko ini juga menjadi outlet penjualan dari provider atau supplier lain.
Masuk ke dalam toko, ukurannya sekitar 400 m2, pandangan saya langsung tertuju kepada rak buku dan tumpukan buku yang berderet sepanjang dinding. Seperti yang saya lihat di luar, buku-buku yang dijual tidak semuanya terbitan Sydney Uni. Buku-buku legendaris macam Calculus TPB juga dijual di sini. Di tumpukan lain saya melihat juga banyak sekali buku berukuran A4 dengan cover glossy, tebal dan disain menarik. Tertera judul buku yang rupanya adalah mata kuliah dilengkapi dengan kode unitnya (di sini mata kuliah disebut “unit”). Kalau di ITB ekuivalen dengan diktat kuliah atau catatan kuliah. Bila dibuka, jelas terkesan ada teknik penyuntingan khusus. Beberapa buku memang berformat buku teks dengan proporsi teks dan gambar 70 : 30. Tapi ada pula buku yang lebih terkesan manual laboratorium atau latihan soal dan jawabannya. Kalau yang jenis ini mungkin proporsinya 40% teks dan 60% gambar/sketsa/skema. Tipe ini pun menunjukkan ada proses penyuntingan khusus yang seragam. Jadi kesan diktat kuliahpun sangat samar, jadi kalau buku ini dijual di stand buku Gramedia atau Dymocks pun akan sangat representatif. Pada cover buku tertera logo dan tulisan Sydney University Press.
Di sudut yang lain saya lihat banyak aksesori komputer, alat tulis, tas sekolah/kuliah berbagai merek. Ini yang sama-sama tidak kita lihat di toko Penerbit ITB. Dampaknya lumayan, para mahasiswa banyak yang menghabiskan waktu break nya di coop. Mereka sebagian besar akan bergerak ke sudut aksesori, baru kemudian meluangkan waktu melihat-lihat koleksi buku yang lainnya. Sebagian akan mulai melihat buku dan membelinya. Memang susah mengarahkan pembeli, tapi setidaknya dalam cerita ini, aksesori table, laptop, flash disc beraneka ragam yang bukan produk university press bisa memancing pembelian buku.
Cerita ini akan saya lengkapi dengan gambar dan link penghubung kalau ada waktu ya. Jadi harus sabar. Ikut sabbattical bukan berarti punya banyak free time. Eh tapi jelas punya banyak waktu main sama anak 🙂 Itu yang dicari…
Selamat week end.
Here’s some pictures about the place:
A snapshot of the exterior of the store.
A scene of the store’s interior. Just like any other university book store, full of shelves, narrow alleys 🙂
Some of the items. They even sale sport equipments.
Accessories and stationary section. This is the place that mostly attracts students.
Stacks of books from partner publisher
Sample of lecture notes. It comes with variation of paper size. They have the ordinary A4 size, small A5 size, to big A3 size for design and architectural class handouts.